Jumat, 01 Januari 2016

Nakhkodaku

Angin taufan hembus, menderu-deru, bertalu-talu, memukul bahteraku.. Aduh.. Aduh..

Huuuu.. Bahtera hidupku...
Aaaaa.. Samudera lepas..

Patahlah kemudi, putuslah harapanku, terhempas di karang yang tegar.
Tinggal puing-puing, hancur berserakan, sebentar lagi ku kan tenggelam.

Tiada lagi suar yang menerangiku.
Tiada lagi teman yang mau menolongku.
Oh Tuhan Nakhkodaku, kawan yang setia.
Arahkanlah jalan hidupku.

Sekeping salibMu jadi penolongku.
Yang membawaku menuju ke seberang.
Hanya Engkau lah saja, Nakhkoda benar, yang memimpin Bahtera hidupku.

Yesuslah juga penolongku, selalu kudamba-dambakan.
Yesuslah juga Nakhkodaku, selalu kuharap-harapkan.
Hanya Engkau saja, Nakhkoda penolongku yang benar, yang memimpin Bahtera hidupku.

Yesuslah penolong melihat Bahteraku, yang telah karam pecah berkeping.
Dengan tangan kasih, dikumpul kembali, jadi Bahtera yang utuh lagi.

Kini ku tak gentar, walau taufan kencang, sebab Tuhan jadi Nakhkodaku.

Yang memimpin Bahtera hidupku..

**

Lirik lagu di atas adalah lagu buatan guru paduan suara Glorify, biasa saya panggil Papa Daud. Lagu ini salah satu lagu favorit saya, dengan lirik yang dalam dan nada yang padu. Indah sekali saat dinyanyikan dalam Paduan Suara. Terlebih Papa Daud selalu menyampaikan sejarah di balik lagu ini terlebih dahulu, sebelum kami menyanyikannya.

Lagu ini adalah tentang kapal Tampomas yang tenggelam, dan ditemukan 1 keluarga kristen yang selamat dari peristiwa tersebut. Terinspirasi oleh kisah keluarga yang selamat, kemudian Papa Daud membuat lagu Nakhkodaku.

Dan hebatnya, meski pun Papa Daud tidak ada secara langsung dalam peristiwa tenggelamnya kapal itu, tetapi beliau bisa dengan cantik sekaligus menguatkan dalam penulisan liriknya. Seakan-akan kita bisa merasakan kuat dan kasih tangan Tuhan dalam menuntun kapal tenggelam tersebut.

***

Mengawali tahun 2016 ini, saya bersyukur diingatkan Tuhan lewat lagu ini. Ntah bagaimana tiba-tiba saya dan keluarga di mobil menyanyikan lagu Nakhkodaku lengkap dari awal sampai akhir dengan berbagi suara. Sambil menyanyikan lagu tersebut, saya ikut menghayati liriknya yang dalam.

Tuhan adalah nakhkoda bahtera hidup saya. Bahkan kapal yang hancur tinggal puing pun, bisa dikumpulkan kembali oleh tanganNya.

Saya harus kuat. Menjadi perempuan tangguh. Tidak boleh lagi gentar menghantui saya.

****

Selamat datang tahun 2016. :)

Regards,
Nat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar