Sabtu, 12 Maret 2016

Halaman yang Baru

Hi! :) 

Saat ini waktu di laptop saya menunjukkan pukul 12.00 tengah malam. Saat seharusnya orang beristirahat dari segala aktivitas dan kepenatan sehari, dan saat untuk mengumpulkan energi. Justru saya, di tengah rasa kantuk saya, mencoba untuk menahan supaya tidak tidur dan menulis. 
Ya... Menulis. Setelah tulisan terakhir saya di awal Januari, kini saya menulis lagi. 
Hmm.. semoga menarik. :D 

Kenapa butuh waktu lama untuk menuangkan tulisan lagi? Karena hal menarik yang saya rasakan di bulan Januari dan Februari (sama jugaa dengan bulan ini, Maret.) adalah satu hal yang sama. Hanya saja, di bulan-bulan kemarin, masih saya tahan untuk tidak saya bagi dalam blog ini, dengan satu dan berbagai alasan. Salah satunya adalah, saya masih ragu, saya masih trauma, saya masih belum bisa menggantikan topik utama dalam cerita saya di blog dulu-dulu dengan topik lain. 

Sampai akhirnya malam ini. Saya memutuskan untuk menulis kembali. Hore! :p 

Sudah 2 minggu berjalan dari sejak saya memutuskan untuk memulai hubungan dengan seseorang. Sejak saya meng-iya-kan ajakannya untuk menjalani hubungan yang lebih serius dari sekedar berteman dan bersenang-senang. Terus terang perasaan takut dan trauma masih mengikuti saya, mengendap-endap ingin merenggut kedamaian hati saya. Takut akan masa lalu dia, trauma dengan masa lalu saya, ragu dengan apa yang akan terjadi di masa depan. Kadang malu sendiri jadinya, seperti menghina Tuhan rasanya. 

Di masa-masa itu saya banyak berpikir, banyak curhat sana-sini, memperhatikan terus tingkah polahnya, kebiasaan-kebiasaannya yang dapat membuat saya 'ilfil' dan lain-lainnya. Satu yang justru saya cukup hindari, bertanya pada Tuhan, apakah dia orang yang tepat. Saya takut akan jawaban Tuhan. Saya takut jawaban Tuhan bukan seperti apa yang saya harapkan. Jadi, saya memutuskan untuk melakukan seperti kebanyakan orang bilang, "jalanin aja dulu, namanya juga masih pedekate, ntar pas dia nembak baru mikir..". He. Okeh. Lebih mudah dan gampang seperti itu soalnya. 
Duh... maap Tuhan. 

Selama masa "menjalani dulu", saya mulai menemukan karakter baik (di antara karakter-karakter anehnya) dari dia. Kesabarannya, kegigihannya untuk bertemu setiap hari (mungkin karena masih pedekate saja kali pikir saya. He.), kemauannya untuk mendengarkan cerita-cerita saya, dan saya ulangi lagi karena hal ini yang paling saya suka dari dia, kesabarannya (semoga masih dan akan tetap sabar ya bang). Oya, satu lagi, kemampuannya menunjukkan afeksinya kepada saya. 
Bersama dia, saya tenang.
Tidak mudah untuk saya menemukan seseorang yang bersamanya saya bisa menjadi diri saya sendiri. Saya ingat sekali di hari ulang tahun saya, 24 Desember 2015, saya meminta kepada seseorang untuk mendoakan saya agar saya dipertemukan dengan laki-laki yang mungkin tidak sebaik yang dulu, tapi minimal bersamanya saya bisa merasa aman menjadi diri sendiri. Damai dalam menjalani hubungan. Dan ya... bersama dia, saya tenang. :) 
*btw saya gak maksud kepedean untuk klaim hubungan kami baik-baik saja dan akan selalu baik dan damai, secara hubungannya saja baru 2 minggu. Itu sebabnya tidak henti-hentinya saya berdoa ke Tuhan untuk menjaga dan melindungi kami dari segala macam pencobaan. Amin.* 

Kembali lagi ke masalah doa. Saya ingat kalau akhirnya saya berdoa di pagi hari Jumat 26 Februari 2016, bertanya kepada Tuhan apakah yang harus saya pilih, sesuai dengan kehendak Tuhan. Dan di malam harinya, saya memutuskan untuk memilih dia, sambil saya berdoa ke Tuhan, kalau Tuhan berkenan tolong Tuhan bukakan jalan. Bukan... bukan saya meminta jalan yang mudah dan lurus ke Tuhan. Tapi saya rasa, saat Tuhan sudah berencana, Tuhan juga yang mempersiapkan A-Z nya bagi saya dan dia untuk akhirnya bertemu dan berkomitmen. Please correct me if my understanding about God is wrong

Dan saat saya menulis tulisan ini, saya menjadi teringat kembali. Sehari sebelum saya diperkenalkan dengannya via whatsapp messenger, saya beribadah kepada Tuhan saya, saya berpuasa. Keesokan harinya, teman saya Siska memperkenalkan saya dengan dia. Apakah dia jawaban dari Tuhan atau tidak, saya tidak tahu. Saya imani saja apa yang saya jalani saat ini. 
Tuhan yang memberi, Tuhan yang ambil, terpujilah nama Tuhan. :) 

Oya, mmm, buat kamu si dia yang saya ceritakan di cerita kali ini. Mungkin ini terdengar cheesy, dan saya pun agak jarang mengungkapkan perasaan saya lewat omongan saya. Seringnya saya malam mem-bully. :p 
Tapi percaya lah, bully-an itu tanda sayang saya ko. 

So anyway.."Any day spent with you is my favourite day. So, today is my new favourite day!"


Cheers, 
Nat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar